PROPOSAL SEMINAR
PEMILIHAN LUMPUR PEMBORAN DALAM MENGATASI
PROBLEM SHALE
SEMINAR
Oleh :
ANTONIO TILMAN MARQUES
NIM. 09.0331/TP
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PROKLAMASI
45
YOGYAKARTA
2013
PEMILIHAN LUMPUR PEMBORAN DALAM MENGATASI
PROBLEM SHALE
1.1.
Latar
Belakang
Operasi
pemboran suatu sumur minyak dan gas memerlukan teknologi , biaya dan resiko
yang sangat tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia yang
kompeten di bidangnya, melakukan eksperimen–eksperimen baik di laboratorium
maupun di lapangan karena menembus ratusan hingga ribuan meter ke bawah
permukaan, menembus berbagai jenis batuan formasi.
Salah satu penyebab berhasil atau
tidaknya suatu operasi pemboran,
diantaranya tergantung pada jenis lumpur, dan additive yang dipakai.
Setiap lapisan batuan yang ditembus memiliki permasalahan yang berbeda-beda.
Diharapkan operasi pemboran berlangsung
dengan aman, ekonomis serta menjaga agar sumur yang telah selesai dibor dapat
diproduksi dengan jumlah yang besar dan menguntungkan.
Pada penulisan ini, penulis hanya
menyinggung satu permasalahan yang sering dijumpai pada operasi pemboran yaitu
cara menangani problem shale dengan lumpur polymer.
Untuk mengatasi problem shale ini, perlu diketahui jenis
dan komposisi mineral clay penyusun batuan shale juga catatan aktifitas selama
operasi pemboran. Lumpur pemboran mempunyai peranan yang sangat besar dalam
menentukan keberhasilan suatu operasi pemboran. Apabila dalam perencanaan
pembuatan lumpur pemboran yang dipakai tidak sesuai dengan kondisi formasi,
maka akan muncul hambatan-hambatan dalam operasi pemboran.
Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain :
1.
Problem shale (gugur atau pembengkakan shale).
2.
Terdispersinya
padatan sehingga viskositas tidak terkontrol sebab partikel-partikel koloid
menjadi sangat banyak.
3.
Kemungkinan
terjepitnya pipa bor karena guguran formasi..
4.
Padatan-padatan
bor tidak terkontrol karena kurang berfungsinya alat pengontrol padatan.
5.
Laju pemboran
yang lambat karena hidrolikanya rendah.
6.
Bisa terjadi hilangnya lumpur kedalam formasi akibat
dari tekanan hidrolika lumpur yang terlalu besar dari tekanan formasi.
7.
Apabila tekanan hidrolika lumpur lebih rendah dari
tekanan formasi maka akan terjadi kick (masuknya fluida formasi kedalam lumpur
bor).
Masalah shale yang terjadi salah satu contohnya adalah swelling
yaitu pengembangan dinding lubang bor akibat masuknya air filtrat fluida
pemboran ataupun masuknya lumpur itu sendiri ke dalam formasi. Selain swelling,
masalah shale yang dapat terjadi adalah sloughing yaitu runtuhnya dinding
lubang bor akibat sifat dari formasi yang mudah runtuh, getas dan adanya
rekahan-rekahan pada dinding lubang bor.
Lumpur
polymer diformulasikan sebagai sistem low solid non-dispersed polymer muds yang cocok digunakan pada formasi Shale. Lumpur
jenis ini merupakan hasil modifikasi kimia diantaranya adalah reaksi katalis
dari polymer Keuntungan dari sistim ini antara lain :
1.
Penstabil shale
aktif.
2.
Peningkatan
pembersihan lubang bor.
3.
Dapat
digunakan untuk berat jenis yang tinggi.
4.
Pemakaian polymer memberikan perlindungan di permukaan shale dan sekaligus bertindak sebagai viscosifier dalam lumpur,
sehingga volume filtrat lossnya dapat diperkecil dan jarak invasi filtrat
lumpur menjadi lebih pendek.
5. Meminimalkan masalah yang terjadi, disamping mencapai laju pemboran dan mengurangi waktu pemboran, biaya
keseluruhan dari operasinya akan lebih rendah.
1.2.
Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan ini adalah untuk
mengevaluasi lumpur polymer dalam meminimalkan hole problem, khususnya masalah shale
(problem shale), dengan tujuan untuk meminimalkan masalah pada lapisan shale agar
operasi pemboran dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target dengan waktu
yang sudah di rencanakan.
1.3.
Sistematika Penulisan
Secara garis
besar, sistematis penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima (5) bab, yaitu antara lain:
·
BAB
I. Pendahuluan, berisi tentang : latar belakang masalah, maksud dan tujuan dari
penulisan, metodologi yang digunakan, serta sistematika penulisan.
·
BAB
II. Teori Dasar, berisi tentang : Pengertian lumpur pemboran, fungsi lumpur pemboran, komposisi lumpur pemboran,
sifat-sifat fisik lumpur pemboran, jenis-jenis lumpur pemboran, mekanisme
ketidakstabilan shale
dan proses menstabilkan shale.
·
BAB
III. Problem Shale, berisi tentang : Batuan shale, Faktor-faktor yang
mempengaruhi stabilitas shale, Gaya-gaya yang bekerja pada lapisan shale,
Mechanical stress failure, Indikasi kimiawi, Interaksi Fisik dan Analisa
dilapangan.
·
BAB
IV. Pembahasan, berisi tentang : Peran lumpur pemboran dalam mengatasi shale
yang berkaitan dengan tekanan, Peran lumpur pemboran dalam mengatasi problem
shale yang berkaitan dengan sensitifitas terhadap kandungan kimia lumpur
pemboran, dan Peran lumpur pemboran dalam mengatasi problem shale yang
berkaitan dengan sensitifitas terhadap sifat fisik lumpur pemboran.
·
BAB
V. Kesimpulan
·
Daftar
Pustaka
·
Lampiran
1.4.
Penutup
Demikian proposal ini
saya buat, sebagai pertimbangan bagi pembimbing yang akan memberikan kesempatan
kepada penyusun untuk presentasi nanti sebagai media komunikasi dalam rangka
menjalin bentuk kemitraan antara Perguruan Tinggi dengan Mahasiswa. Atas segala
bantuan dan kerjasamanya saya tidak lupa ucapkan terima kasih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar