ANTONIO

ANTONIO TILMAN MARQUES

Selasa, 18 Juni 2013

PEMILIHAN LUMPUR PEMBORAN DALAM MENGATASI PROBLEM SHALE

PROPOSAL SEMINAR

PEMILIHAN LUMPUR PEMBORAN DALAM MENGATASI
PROBLEM SHALE


SEMINAR




Oleh :



ANTONIO TILMAN MARQUES
NIM. 09.0331/TP




FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA
2013




PEMILIHAN LUMPUR PEMBORAN DALAM MENGATASI
PROBLEM SHALE


1.1.            Latar Belakang
            Operasi pemboran suatu sumur minyak dan gas memerlukan teknologi , biaya dan resiko yang sangat tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya, melakukan eksperimen–eksperimen baik di laboratorium maupun di lapangan karena menembus ratusan hingga ribuan meter ke bawah permukaan, menembus berbagai jenis batuan formasi.
            Salah satu penyebab berhasil atau tidaknya suatu operasi pemboran,  diantaranya tergantung pada jenis lumpur, dan additive yang dipakai. Setiap lapisan batuan yang ditembus memiliki permasalahan yang berbeda-beda. Diharapkan operasi pemboran berlangsung dengan aman, ekonomis serta menjaga agar sumur yang telah selesai dibor dapat diproduksi dengan jumlah yang besar dan menguntungkan.
            Pada penulisan ini, penulis hanya menyinggung satu permasalahan yang sering dijumpai pada operasi pemboran yaitu cara menangani problem shale dengan lumpur polymer.
Untuk mengatasi problem shale ini, perlu diketahui jenis dan komposisi mineral clay penyusun batuan shale juga catatan aktifitas selama operasi pemboran. Lumpur pemboran mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan suatu operasi pemboran. Apabila dalam perencanaan pembuatan lumpur pemboran yang dipakai tidak sesuai dengan kondisi formasi, maka akan muncul hambatan-hambatan dalam operasi pemboran.
Adapun hambatan-hambatan tersebut antara lain :
1.      Problem shale (gugur atau pembengkakan shale).
2.      Terdispersinya padatan sehingga viskositas tidak terkontrol sebab partikel-partikel koloid menjadi sangat banyak.
3.      Kemungkinan terjepitnya pipa bor karena guguran formasi..
4.      Padatan-padatan bor tidak terkontrol karena kurang berfungsinya alat pengontrol padatan.
5.      Laju pemboran yang lambat karena hidrolikanya rendah.
6.      Bisa terjadi hilangnya lumpur kedalam formasi akibat dari tekanan hidrolika lumpur yang terlalu besar dari tekanan formasi.
7.      Apabila tekanan hidrolika lumpur lebih rendah dari tekanan formasi maka akan terjadi kick (masuknya fluida formasi kedalam lumpur bor).

Masalah shale yang terjadi salah satu contohnya adalah swelling yaitu pengembangan dinding lubang bor akibat masuknya air filtrat fluida pemboran ataupun masuknya lumpur itu sendiri ke dalam formasi. Selain swelling, masalah shale yang dapat terjadi adalah sloughing yaitu runtuhnya dinding lubang bor akibat sifat dari formasi yang mudah runtuh, getas dan adanya rekahan-rekahan pada dinding lubang bor.
Lumpur polymer diformulasikan sebagai sistem low solid non-dispersed polymer muds yang cocok digunakan pada  formasi Shale. Lumpur jenis ini merupakan hasil modifikasi kimia diantaranya adalah reaksi katalis dari polymer Keuntungan dari sistim ini  antara lain :      
1.      Penstabil shale aktif.
2.      Peningkatan pembersihan lubang bor.
3.      Dapat digunakan untuk berat jenis yang tinggi.
4.      Pemakaian polymer memberikan perlindungan di permukaan shale dan sekaligus bertindak sebagai viscosifier dalam lumpur, sehingga volume filtrat lossnya dapat diperkecil dan jarak invasi filtrat lumpur menjadi lebih pendek.
5.      Meminimalkan masalah yang terjadi, disamping mencapai laju pemboran dan     mengurangi waktu pemboran, biaya keseluruhan dari operasinya akan lebih rendah.

1.2.            Maksud dan Tujuan
Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengevaluasi lumpur polymer dalam meminimalkan hole problem, khususnya masalah shale (problem shale), dengan tujuan untuk meminimalkan masalah pada lapisan shale agar operasi pemboran dapat berjalan dengan lancar dan mencapai target dengan waktu yang sudah di rencanakan.

1.3.            Sistematika Penulisan
Secara garis besar, sistematis penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi lima (5)  bab, yaitu antara lain:

·               BAB I. Pendahuluan, berisi tentang : latar belakang masalah, maksud dan tujuan dari penulisan, metodologi yang digunakan, serta sistematika penulisan.
·               BAB II. Teori Dasar, berisi tentang : Pengertian lumpur pemboran, fungsi lumpur pemboran, komposisi lumpur pemboran, sifat-sifat fisik lumpur pemboran, jenis-jenis lumpur pemboran, mekanisme ketidakstabilan shale dan proses menstabilkan shale.
·               BAB III. Problem Shale, berisi tentang : Batuan shale, Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas shale, Gaya-gaya yang bekerja pada lapisan shale, Mechanical stress failure, Indikasi kimiawi, Interaksi Fisik dan Analisa dilapangan.
·               BAB IV. Pembahasan, berisi tentang : Peran lumpur pemboran dalam mengatasi shale yang berkaitan dengan tekanan, Peran lumpur pemboran dalam mengatasi problem shale yang berkaitan dengan sensitifitas terhadap kandungan kimia lumpur pemboran, dan Peran lumpur pemboran dalam mengatasi problem shale yang berkaitan dengan sensitifitas terhadap sifat fisik lumpur pemboran.
·               BAB V.  Kesimpulan
·               Daftar Pustaka
·               Lampiran
1.4.   Penutup

Demikian proposal ini saya buat, sebagai pertimbangan bagi pembimbing yang akan memberikan kesempatan kepada penyusun untuk presentasi nanti sebagai media komunikasi dalam rangka menjalin bentuk kemitraan antara Perguruan Tinggi dengan Mahasiswa. Atas segala bantuan dan kerjasamanya saya tidak lupa ucapkan terima kasih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar